Air Terjun Sedudo - Nganjuk
Air
terjun Sedudo yang berada di ketinggian 1.438 meter di atas permukaan
laut (dpl) di sisi timur kawasan Gunung Wilis dengan ketinggian air
terjun sekitar 105 meter tepatnya terletak di Desa Ngliman Kec.Sawahan
Kab.Nganjuk.Air terjun Sedudo terkenal dengan
mitos-mitos yang berkembang di masyarakat mempunyai sejarah yang belum banyak orang tahu.Berikut adalah legenda asal usul Air Terjun Sedudo dan mitos yang berkembang di masyarakat:
Dan mPada zaman kerajaan Kediri, sang raja memiliki seorang putri yang mempunyai penyakit aneh seperti cacar namun sangat menjijikan bagi yang melihatnya, akhirnya oleh sang raja yang tidak lain ayahnya sendiri putri tersebut di suruh untuk berobat ke sebuah padepokan yang berada di daerah Pace. Pemilik padepokan sekaligus teman dari raja ini disuruh menyembuhkan dan menyembuyikan identitas sang putri dari rakyat sekitar. Akhirnya setiap pagi putri di mandikan di air terjun Roro Kuning untuk menyembuhkan penyakit sekaligus pada pagi hari air terjun roro kuning belum dipakai oleh rakyat sekitar.
Dan mPada zaman kerajaan Kediri, sang raja memiliki seorang putri yang mempunyai penyakit aneh seperti cacar namun sangat menjijikan bagi yang melihatnya, akhirnya oleh sang raja yang tidak lain ayahnya sendiri putri tersebut di suruh untuk berobat ke sebuah padepokan yang berada di daerah Pace. Pemilik padepokan sekaligus teman dari raja ini disuruh menyembuhkan dan menyembuyikan identitas sang putri dari rakyat sekitar. Akhirnya setiap pagi putri di mandikan di air terjun Roro Kuning untuk menyembuhkan penyakit sekaligus pada pagi hari air terjun roro kuning belum dipakai oleh rakyat sekitar.
Kian hari penyakit putri berangsur – angsur sembuh, paras
cantiknya kian terlihat kembali, anak dari pemilik padepokan tersebut
mulai
mengetahui siapa si putri ini. Bahwa si putri tersebut adalah anak dari
raja
Kediri yang sedang berobat di padepokan milik ayahnya. Akhirnya kedua
anak dari pemilik padepokan tersebut mengejar hati dari putri
kerajaan Kediri.
Pada akhirnya ketiga insan tersebut merajut cinta, namun cerita
barulah bermulai ketika si putri tersebut sembuh dari penyakitnya. Akhirnya
sang raja dari kerajaan Kediri menjodohkan putri tersebut dengan calon pilihan
sang ayah yang tidak lain adalah raja dari kerajaan Kediri, lalu kedua anak
dari pemilik padepokan tesebut patah hati berat. Akhirnya sampai berbulan -
bulan kedua anak tersebut mengurung diri di sebuah kamar, hingga suatu ketika mereka
keluar dari kamar dengan sikap yang berubah total. Dulu yang begitu ramah
dengan orang sekitar kini kedua anak tersebut tidak memiliki sopan santun sama
sekali terhadap orang lain semenjak peristiwa tesebut.
Karena sikap yang dimiliki oleh kedua anaknya, akhirnya membuat pemilik
padepokan tersebut yang tidak lain adalah ayahnya sendiri mengutus kedua anak
tersebut bersemedi untuk melupakan jalinan kasih dengan putri kerajaan Kediri,
namun sebelum melakukan semedi kakak beradik ini mengucapkan sebuah ikrar sang
adik tidak akan pernah sopan santun lagi kepada orang lain sedangkan sang kakak
akan selalu hidup melajang.
Sang kakak bertapa di sebuah air terjun tertinggi maka
dari itu air terjun yang berada paling tinggi di namakan air terjun Sedudo
yang artinya “Sing mendudo” atau dalam bahasa Indonesia artinya “yang
melajang”, sedangkan adiknya bertapa di air terjun SingoKromo yang artinya
“Sing Ora Kromo” atau dalam bahasa Indonesia artinya “yang tidak memiliki sopan
santun”. Letak dari air terjun SingoKromo berada di bawah air Sedudo.
Nama dari kedua air terjun tersebut di ambil dari janji mereka sewaktu akan
melakukan semedi dulu.
0 komentar:
Posting Komentar